Kematian Aktivis dan Goncangan Terhadap Kekuasaan Mahmoud Abbas

0

Nizar Banat. Foto: Mohamad Torokman/Reuters

Ramallah, ibukota administratif Palestina digoncang oleh gelombang demokrasi terhadap pemerintahan Mahmoud Abbas selama tiga hari kebelakang. Pada hari keempat demonstrasi, pecah kerusuhan antara pihak yang berselisih. 

Konflik terjadi antara kelompok pro pemerintahan Palestina dan anti pemerintahan Palestina. Diketahui penyebab konflik adalah seruan dari kelompok anti pemerintah yang meminta presiden Mahmoud Abbas untuk turun dari jabatannya sebagai presiden.

Perlu diketahui, keputusan Mahmoud Abbas untuk membuat koordinasi keamanan dengan Israel cukup dipertanyakan oleh rakyat. Mereka melihat keputusan itu sebagai sesuatu yang makin mengekang kebebasan Palestina. 

Seruan itu didasari meninggalnya Nizar Banat, seorang aktivis yang bergerak untuk mengungkap korupsi dan disfungsi yang dilakukan pemerintahan Mahmoud Abbas. Berdasarkan penelusuran, aktivis berusia 43 tahun tersebut meninggal pada hari kamis lalu, hanya berselang beberapa jam setelah penangkapan di kediamannya

Nizar Banat juga merupakan kandidat parlemen Palestina di pemilu yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Mei, namun ditunda oleh Abbas.

Dilansir dari koresponden Al-Jazeera, Stephanie Dekker, keributan dimulai pada hari Minggu (27/6). 

“Ada sekitar 100 orang yang menyerukan pesan anti pemerintahan di jalan. Kemudian ada kerumunan orang yang pro-Fatah, partai yang memimpin Palestina, yang kemudian mendatangi mereka dan memulai konfrontasi,” sebut Dekker.

Kematian Nizar Banat diduga adalah salah satu cara pemerintahan Palestina untuk menghilangkan “saksi” korupsi dan disfungsi pemerintahan. 

Akan tetapi, penyebab kematian Nizar Banat menunjukkan dengan jelas bahwa ia sempat dipukuli dengan keras secara berkali-kali. 

Pemerintahan Palestina telah menyatakan bahwa mereka akan membuka investigasi khusus mengenai kematian Nizar Banat, tetapi hal tersebut tidak digubris publik Palestina.

Rakyat Palestina melihat investigasi yang direncanakan ini adalah usaha pemerintah menutupi kasus Nizar Banat dan mengalihkan isu disfungsi pemerintahan. 

Shawan Jabareen, direktur dari organisasi HAM Al-haq, menyatakan bahwa perpecahan yang terjadi di Palestina adalah suatu hal yang disayangkan. Pasalnya, Palestina baru saja bersatu untuk menghadapi bombardir Israel beberapa waktu yang lalu.

Kematian Nizar Banat menciptakan konflik dan demonstrasi di antara warga Palestina. Kepemimpinan Abbas dalam usaha Palestina melawan Israel pun dipertanyakan.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *