Ketegangan Politik dan Gempa Perparah Krisis di Haiti

0

Ilustrasi korban bencana gempa Haiti. Foto: Ricardo Arduengo/Reuters

Kemelut politik dan krisis kemanusiaan Haiti yang disebabkan oleh meninggalnya Presiden Jovenel Moïse baru saja diperparah dengan terjadinya bencana gempa bumi yang mengguncang daerah Les Cayes dan Port Au Prince.

Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter tersebut mengguncang Haiti pada hari Sabtu (14/8) lalu dan memakan sekitar 2.200 korban jiwa dan 12.000 lebih korban luka-luka. Diperkirakan sekitar 7.000 rumah hancur total dan 12.000 rumah mengalami kerusakan fatal. Bangunan publik seperti sekolah, kantor, dan Gereja pun banyak mengalami kerusakan fatal.

Perdana Menteri Ariel Henry menyatakan pada hari Rabu (18/8), bahwa pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk memberikan bantuan dan tidak mengulangi kegagalan tahun 2010. Kegagalan yang ia maksud sendiri adalah kegagalan pemerintahan Haiti pada tahun 2010 untuk mengumpulkan uang dari donatur untuk diberikan pada yang membutuhkan.

Ariel Henry menjanjikan adanya pemberian bantuan dan rehabilitasi yang cepat selagi tim polisi sedang mencari puluhan orang yang masih dinyatakan hilang dalam gempa.

Walaupun begitu, Henry telah menerima banyak kritik dari rakyat yang menyatakan bahwa bantuan yang dinyatakan dijalankan dengan lambat dan tidak ada fasilitas pengungsian yang memadai. Hujan deras yang disebabkan badai tropis telah menyebabkan kamp pengungsian yang tidak kering dan tidak nyaman untuk ditiduri.

Sementara itu, rakyat Haiti harus ditertibkan ketika menunggu bantuan yang datang di Bandara Les Cayes oleh polisi Haiti. Anggota geng lokal pun menangkap 2 orang dokter dari Rumah Sakit Bernard Mevs di Port Au Prince sebagai bentuk protes terhadap lambatnya penanganan bencana. Hal tersebut membuat rumah sakit tersebut tidak dapat beroperasi.

Pembagian bantuan pun tidak bisa dilakukan dengan optimal karena moda transportasi yang diblokir oleh rakyat yang tidak sabar menunggu bantuan.

Henry sendiri meminta penduduk untuk tidak memblokade moda transportasi bantuan, namun ia mengerti amarah penduduk terhadap pemerintahannya. Ia menyatakan bahwa Haiti telah rusak secara fisik dan mental.

Kini, kondisi Haiti pasca gempa bumi kian mengkhawatirkan. Sementara gempa menyebabkan 30.000 keluarga harus menjadi tuna wisma dan kelaparan, krisis politik yang terjadi belum memungkinkan pemberian bantuan yang cukup. Haiti masih harus menunggu di tengah ketidakpastian tanggal Pemilu selanjutnya, serta berharap pada bantuan internasional yang masuk.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *