Lonjakan COVID-19 dan Batas terhadap Efektivitas Kebijakan Lockdown di Australia

0

Ilustrasi pembatasan yang berlaku di Sydney, Australia. Foto: David Gray/AFP

Dalam suatu artikel opini yang ditulis oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison, pemerintah Australia disinyalir akan mempercepat penghentian kebijakan “Covid Zero” dan mengurangi pembatasan secara perlahan. Ia mengatakan bahwa kebijakan-kebijakan pembatasan tidak akan bertahan lama, meskipun masih dibutuhkan untuk sementara waktu. Morrison juga mengatakan bahwa masyarakat Australia harus mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi lonjakan kasus selagi membiasakan diri untuk hidup berdampingan dengan virus COVID-19 yang masih mewabah.

Pernyataan Morrison sangat mengejutkan apabila kita menimbang komitmen Australia selama ini untuk menekan laju persebaran COVID-19, dan secara konsekuen pandeminya dengan menerapkan kebijakan lockdown yang cukup ketat. Apalagi, beberapa media sempat menjadikan kebijakan-kebijakan lockdown Australia yang mencakup karantina di perbatasan internasional serta pembatasan-pembatasan di kota-kota yang menjadi pusat perekonomian sebagai salah satu standar tertinggi penanganan pandemi. 

Sebelumnya, Australia memang memiliki rekor yang bagus dalam penanganan pandemi COVID-19. Meskipun negaranya turut mendapatkan terpaan yang keras seperti banyak negara lainnya, mereka berhasil menekan laju persebaran virus dengan baik. Berdasarkan data yang diperoleh dari biro statistik pemerintahannya, negara tersebut berhasil mengurangi jumlah infeksi dari angka 3.399 pada bulan Agustus tahun 2020 silam ke angka 93 kasus dalam waktu dua bulan. Pencapaian ini terus dipertahankan sampai dengan bulan Mei 2021, dengan jumlah kasus yang hanya menyentuh angka 25 kasus sebelum naik ke angka 73 kasus pada tanggal 30 Mei 2021. Secara keseluruhan, Australia pada saat itu memiliki performa yang baik.

Namun, keadaan berubah ketika varian Delta virus COVID-19 terdeteksi di Negeri Kanguru tersebut. Perubahannya memang dapat dikatakan drastis dan sewajarnya membuat panik pemerintahan negara manapun. Dalam waktu empat bulan, kurang lebih waktu yang dibutuhkan sebelumnya untuk menurunkan jumlah kasus, Australia kembali mencetak rekor jumlah kasus infeksi COVID-19. Untuk pertama kalinya, Australia mencetak sekitar 1.900 kasus infeksi COVID-19 dalam waktu sehari. Kebanyakan kasusnya terekam di negara bagian New South Wales (NSW), dengan jumlah 1.542 kasus. Mewabahnya varian Delta menyebabkan media setempat, ABC News menulis “From COVID-19 ‘gold standard’ to ‘a national emergency…’” sebagai tajuk salah satu beritanya.

Dari peristiwa-peristiwa di atas, komunitas internasional dan masyarakat Australia sendiri melihat adanya suatu jurang yang lebar antara harapan yang menyertai penerapan salah satu rangkaian kebijakan lockdown paling ketat sedunia dan hasilnya yang kurang lebih mengecewakan. Kendati fakta bahwa lonjakan kasus baru terjadi setelah masuknya varian Delta, pendirian pemerintah bahwa kebijakan lockdown mereka adalah yang terbaik telah luntur. Lebih parahnya, menyertai krisis kesehatan yang sekarang sedang berkembang, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk mengatasi persoalan ekonomi Australia yang lama terganggu oleh pandemi. Permasalahan yang terakhirlah mungkin yang benar-benar mendorong pemerintah untuk tidak melanjutkan kebijakan-kebijakan lockdown nya. 

Seperti di sektor kesehatan, penerapan kebijakan-kebijakan lockdown di Australia awalnya membuahkan hasil yang setidaknya tidak mengecewakan. Walaupun terdapat penurunan aktivitas ekonomi sebesar 3,8% sampai dengan bulan September 2020 silam, perekonomian Australia mengalami perbaikan pada kuartal ketiganya, dengan tingkat konsumsi yang meningkat sebesar 7,9%. Perbaikan itu datang setelah pemerintah melonggarkan pembatasan-pembatasan interaksi sosial warganya. Beberapa pihak berpendapat bahwa ini merupakan buah dari kebijakan lockdown pemerintah Australia yang ketat.

Pemulihan ekonomi yang berlangsung secara perlahan dari akhir tahun 2020 menabrak temboknya ketika varian Delta menyebar pada pertengahan tahun ini. Dari kecenderungan media-media untuk memberitakan pemulihan ekonomi Australia secara antusias, kini mereka meramalkan terjadinya stagflasi. Ditutupnya negeri tersebut untuk aktivitas turisme dan rekreasi sudah membebani perekonomian negara, kini pemerintah harus membuat keputusan yang sulit untuk semakin menekan aktivitas perekonomian domestik demi menghambat laju penularan varian Delta yang merambat dengan cepat. Kekhawatiran terhadap penularan dari luar kini ditukar dengan penularan di dalam negeri.

Salah satu sektor industri yang paling menderita akibat pemberlakuan lockdown yang lebih ketat adalah konstruksi dan retail. Gabungan keduanya membentuk kontribusi sebesar 13% terhadap pendapatan tahunan Australia. Jika turut mempertimbangkan sektor-sektor lainnya, Australia pada bulan Juli silam mengalami kerugian sebesar A$ 2 miliar setiap minggunya. Kemudian, maskapai nasional Qantas juga sempat memperingatkan pemerintah bahwa mereka berada dalam posisi yang sulit untuk mempertahankan pegawai-pegawainya. Pada dasarnya, lockdown yang berkepanjangan tanpa kepastian tenggat waktu telah menekan kapasitas perekonomian nasional Negeri Kanguru tersebut.

Implikasi-implikasi dari lockdown yang diterapkan demi menghambat laju varian Delta terhadap kehidupan masyarakat di Australia sudah memantik ketidakpuasan di benak banyak orang. Ketidakpuasan tersebut bahkan sudah diterjemahkan ke dalam bentuk aksi yang mengganggu ketertiban. Pada bulan Agustus silam, sebanyak 4.000 orang berdemonstrasi di Melbourne untuk menentang kebijakan lockdown pemerintah. Tidak hanya di Melbourne, demonstrasi juga terjadi di Sydney, Brisbane, dan Perth. Beberapa dari demonstrasi-demonstrasi tersebut juga berakhir dengan kekerasan ketika massa yang berkumpul mengalami bentrokan dengan pihak kepolisian.

Fenomena-fenomena sosio-ekonomi yang dipaparkan sebelumnya mungkin tidak dapat segera diartikan sebagai kegagalan total penerapan lockdown di Australia; apalagi, terdapat sudut pandang lainnya yang mengungkapkan bahwa kegagalan Australia baru-baru ini lebih disebabkan oleh pengguliran vaksinnya yang lambat. Namun, hal yang sama setidaknya menunjukkan bahwa kebijakan semacam ini sangat berpotensi menimbulkan implikasi lebih lanjut yang membahayakan ketertiban masyarakat. Dalam kasus Australia, potensi tersebut mencapai titik puncaknya ketika warganya berdemonstrasi untuk menentang kebijakan-kebijakan lockdown yang diterapkan secara ketat oleh pemerintah. 

Dengan mempertimbangkan kondisi Australia seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, kita dapat memahami urgennya keinginan pemerintahan Scott Morrison untuk mengeluarkan Australia dari lockdown. Rencananya untuk mengeluarkan Australia dari lockdown sejauh ini terdiri dari empat tahap yang pelaksanaannya sangat bergantung kepada tingkat pencapaian vaksinasi. Poin-poin penerapannya juga memuat unsur insentif, tidak hanya pembatasan. Contohnya, dalam penerapannya di Sydney dan negara bagian NSW, pemerintah berencana memberikan keistimewaan kepada individu-individu yang telah divaksin dalam bentuk akses yang lebih banyak ke tempat-tempat publik, seperti restoran, bioskop dan gereja.

Tentunya, seperti banyak kebijakan pemerintah lainnya di manapun mereka berada, rencana Morrison untuk membawa Australia keluar dari siklus lockdown-nya yang telah dijalankan selama ini juga tetap mendapat kritik. Membludaknya tingkat infeksi COVID-19 baru-baru ini membuat banyak pihak ragu terhadap keputusan pemerintah untuk menghentikan kebijakan-kebijakan lockdown nya, meskipun tingkat vaksinasi nantinya dapat mencapai angka 70 hingga 80%. Kendati diskursus yang berlanjut, pemerintah Australia sepertinya melakukan langkah yang tepat dengan mempertimbangkan ketidakpuasan masyarakat yang semakin bertambah akibat kebijakan lockdown yang telah menyentuh batas efektivitasnya.

Referensi:

ABC News. (2021. Agustus 21). Anti-lockdown protesters clash with police in Melbourne, smaller demonstrations in Sydney, Brisbane, Perth. https://www.abc.net.au/news/2021-08-21/anti-covid-lockdown-protesters-clash-with-police-in-melbourne/100396458.

Australian Bureau of Statistics. (2021, Agustus 25). Provisional Mortality Statistics. https://www.abs.gov.au/statistics/health/causes-death/provisional-mortality-statistics/latest-release.

BBC. (2021, September 9). Covid: Sydney reveals plan to end months-long lockdown. https://www.bbc.com/news/world-australia-58496667.

____. (2021, Agustus 21). Covid: Australian police clash with anti-lockdown protesters. https://www.bbc.com/news/world-australia-58291873.

CNA. (2021, Juli 22). Australia’s stunning economic recovery trips on Delta variant, COVID-19 vaccine snags. https://www.channelnewsasia.com/business/australia-economy-recovery-covid-19-Delta-variant-2041761. 

Jose, Renju. (2021, September 10). Australia’s daily COVID-19 cases near 2,000 as Delta gains ground. https://www.reuters.com/world/asia-pacific/covid-19-cases-rise-australias-victoria-regions-exit-lockdown-2021-09-10/. 

Mao, Frances. (2021, September 3). Why has Australia switched tack on Covid zero? https://www.bbc.com/news/world-australia-58406526. 

McKay, Georgina. (2021, Juli 21). Australia’s Covid Zero Strategy Hits a Wall. https://www.bloomberg.com/news/newsletters/2021-07-21/australia-s-covid-zero-strategy-hits-a-wall.

Morrison, Scott. (2021, Agustus 22). PM Scott Morrison says Covid-19 focus needs to change from cases to hospitalisations. https://www.news.com.au/national/politics/pm-scott-morrison-says-covid19-focus-needs-to-change-from-cases-to-hospitalisations/news-story/3dc575ff7774e5a3b33bc5def6a9191e.

Smyth, Jamie. (2020, Desember 2). Australia’s economy powers out of Covid-19 recession. https://www.ft.com/content/ac98dd24-9edb-4618-a9af-5ab4cf892262. 

Speers, David. (2021, Agustus 26). Scott Morrison’s COVID lockdown exit plan has a big stumbling block — the two halves of Australia. https://www.abc.net.au/news/2021-08-26/morrison-australia-covid-cave-problem-lockdown-states/100407514.

Truu, Maani. (2021, Juli 25). From COVID-19 ‘gold standard’ to ‘a national emergency’ — the five weeks that changed everything. https://www.abc.net.au/news/2021-07-25/covid19-Delta-variant-lockdowns-how-we-got-here/100318394 

Westcott, Ben. (2021, Agustus 23). Australian Prime Minister hints at end to ‘Covid zero’ amid protests and record infections. https://edition.cnn.com/2021/08/22/australia/australia-morrison-zero-covid-19-borders-intl-hnk/index.html.

Zhou, Naaman dan Daniel Hurst. (2021, Juli 30). Scott Morrison has announced an updated four-phase roadmap out of Covid with vaccination rate triggers. https://www.theguardian.com/australia-news/2021/jul/02/australia-four-phase-plan-manage-covid-whas-is-pm-scott-morrison-point-step-stage-pathway-pandemic-exit. 

Bayu Muhammad Noor Arasy adalah mahasiswa Ilmu Politik Universitas Indonesia. Dapat ditemukan di Instagram dengan nama pengguna @classroomboredom

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *