Menilik Sumber Energi Terbarukan Masa Depan: Setetes Harapan, Sejuta Kehidupan

0

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Foto: Pixabay

“Thousands have lived without love, not one without water” –W. H. Auden

Sebuah pepatah yang seolah mengingatkan kita masa depan, benar sekali, siapa bisa hidup tanpa air? No one. Indonesia adalah negara yang sangat kaya. Tidak hanya kaya akan budaya dan tradisi, negara tercinta ini juga kaya akan hasil alamnya, salah satu nya yaitu air dan sungai. Sadar ga sih, hampir seluruh pulau di Indonesia tuh punya sungai, loh! Tapi, banyak sekali yang masih minim dalam hal operasionalnya. Padahal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah memiliki program, “One Watershed, One Integrated Management” artinya, satu cakupan DAS (Daerah Aliran Sungai) dikelola oleh satu manajemen yang terintegrasi. Bayangkan saja, ketika semua itu berjalan semestinya, Indonesia pasti sudah bisa menaikkan persen penggunaan energi terbarukan. Saat ini Indonesia mempunyai tantangan yang sangat besar untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dalam rangka mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itulah Kementerian ESDM sangat berkepentingan mendorong usaha percepatan pengembangan energi baru terbarukan, dalam hal ini energi air. Potensi tenaga air Indonesia cukup besar, mencapai 75 ribu Megawatt (MW). Namun saat ini pemanfaatannya melalui penyediaan energi listrik nasional baru mencapai 10% dari total potensinya.

Teringat beberapa pekan lalu saya mengikuti seminar online atau yang kali ini kerap disebut webinar, mengenai energi terbarukan. Pas sekali, pembahasannya mengenai energi air yang menjadi motor utama energi terbarukan di Indonesia. Turut hadir Ketua Asosiasi Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bapak M. Riza Husni yang dalam seminar nya mengatakan “Energi air adalah ingredient utama energi terbarukan Indonesia yang kaya akan air dan sungai. Air memiliki banyak kelebihan yaitu ramah lingkungan, pola operasinya yang mudah disesuaikan, tidak bersifat intermitent, murah serta ekonomis. Label murah dan ekonomis ini dapat menggugah pemerintah agar tidak menstigmakan energi terbarukan sebagai produk mahal,” ucapnya menutup seminar pekan lalu. Saya pribadi sebagai mahasiswa pada khususnya dan praktisi sumber daya air pada khususnya menyadari, bahwa perhatian pemerintah terhadap energi baru dan terbarukan ini masih sangat minim, khususnya di bidang sumber daya air. Padahal, ketika pemerintah dan investor pada khususnya “melirik” saja potensi sumber daya air yang ada, Indonesia akan sejahtera, dalam hal cadangan energi nya. Sungguh hal yang perlu kita sayangkan, hingga saat ini Indonesia masih bergerak di angka 96% dalam penggunaan energi fosil terutama batu bara. Itu artinya hanya 4% saja yang tersisa untuk EBT. 

Terdengar kabar baik terkait energi baru terbarukan, bahwa target pemerintah di Tahun 2025 mengenai Kebijakan Energi Nasional, energi terbarukan minimal harus 23 persen. Artinya ini merupakan suatu langkah yang baik dan patut kita dukung, serta terus kita kawal pergerakannya, ya. Apa cuma kewajiban pemerintah aja? Tentu tidak, ini adalah kewajiban kita Bersama. Khususnya sebagai generasi milenial, ini adalah langkah awal kita untuk turut berpartisipasi mulai dari hal-hal kecil. Pemanfaatan air dengan membangun bendungan PLTA dan bangunan keairan lainnya tentunya mendatangkan banyak manfaat. Akan tetapi, pastinya ada dampak yang harus diperhatikan agar pemanfaatannya bisa maksimal. Dilansir dalam laman Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), bahwasanya pemerintah sudah menyiapkan rancangan Grand Energi Strategi Nasional. Bahkan, Pemerintah bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sudah merencanakan strategi untuk memenuhi aspek energi berkelanjutan dengan memanfaatkan dan mengembangkan EBT, khususnya potensi energi setempat di suatu daerah secara lebih luas. Saya pribadi berharap, kedepan nya dalam bauran energi 2025, pemerintah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di Indonesia dan tidak lagi impor ke negara lain. 

“Water is the driving force of all nature” –Leonardo da Vinci

Air, sama seperti pembuka, setetes harapan, sejuta kehidupan. Begitulah saya pribadi menempatkan air dalam benak saya. Setetes saja harapan tersebut dihancurkan, matilah sejuta kehidupan di dalamnya. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki potensi energi hidro sebesar 75.000 MW (Kajian PLN bersama Nipon Koei tahun 1983). Kemudian kajian dilanjutan dengan melakukan screening terhadap lokasi-lokasi potensial yang dirangkum dalam Hydropower Development Plan tahun 2011. Kajian ini meningkatkan kualitas data potensi hidro sehingga potensi semula 75.000 MW di 1.249 lokasi di screening menjadi 12.894 MW di 89 lokasi. Hasil kajian ini kemudian untuk dimasukan ke dalam rencana pengembangan pembangkit listrik hingga tahun 2027. Karena teramat besar potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan, besar kemungkinan bahwa air lah yang nantinya akan menyelamatkan pasokan energi dunia. 

Pada periode 2020-2021 P3tek KEBTKE berkerjasama dengan Direktorat Bina Teknik Sumber Daya Air (dulunya PUSAIR) untuk terus mengembangkan metode pembuatan peta potensi hidro dengan metode estimasi terbaru perhitungan debit andalan berdasarkan pemodelan WFLOW (sebuah model hidrologi) sehingga menghasilkan peta potensi hidro yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Selain itu metode baru ini cara perhitungan head. Sebagai gambaran beberapa perbaikan metode pada tahun 2020 selengkapnya adalah sebagai berikut:

  1. Debit andalan dihitung menggunakan pemodelan WFLOW berdasarkan data curah hujan (Rainfall Runoff)
  2. Perbaikan data head sungai, menggunakan Digital Elevation Modeling (DEM) 30 meter yang dikembangkan oleh P3Tek KEBTKE untuk menghasilkan data elevasi sungai yang lebih baik.
  3. Ketersediaan air digunakan debit andalan Q90 sesuai dengan SNI 6738:2015
  4. Peta potensi meliputi seluruh pulau-pulau besar di Indonesia.
  5. Data potensi meliputi mikrohidro, minihidro, dan PLTA

Dengan perubahan yang dilakukan diatas, saya sangat optimis bahwa kajian tersebut dapat mencapai akurasi yang maksimal untuk menentukan lokasi-lokasi potensi pembangunan tenaga mikrohidro sehingga ketersediaan energi terbarukan khususnya dari sumber air akan segera bisa kita rasakan manfaatnya.

———————- “Think Reliable, Act Renewable!” ————————

Referensi:

Andi, D. (2020, Juni 9). Begini upaya pemerintah capai target bauran energi terbarukan 23% di tahun 2025. Retrieved Juni 7, 2021, from Kontan.co.id: https://industri.kontan.co.id/news/begini-upaya-pemerintah-capai-target-bauran-energi-terbarukan-23-di-tahun-2025

Anonim. (2021, Januari 30). Peta Potensi Energi Hidro Indonesia 2020. Retrieved Juni 8, 2021, from P3tekKEBTKE: https://p3tkebt.esdm.go.id/pilot-plan-project/energi_hidro/peta-potensi-energi-hidro-indonesia-2020

Humas EBTKE, (2021, April 8). Forum Kehumasan Dewan Energi Nasional: Menuju Bauran Energi Nasional Tahun 2025. Retrieved Juni 2021, from EBTKE: https://ebtke.esdm.go.id/post/2021/04/09/2838/forum.kehumasan.dewan.energi.nasional.menuju.bauran.energi.nasional.tahun.2025

Indonesiabaik. (2019). Energi Baru Terbarukan Sumber Energi Nasional. Retrieved Juni 7, 2021, from Indonesiabaik.id: http://indonesiabaik.id/infografis/energi-baru-terbarukan-sumber-energi-nasional

Puskom KESDM, (2014, Juli 2). Kebijakan Pengembangan Tenaga Air. Retrieved Juni 9, 2021, from EBTKE: https://ebtke.esdm.go.id/post/2014/07/02/628/kebijakan.pengembangan.tenaga.air

Fikry Asri Islami adalah mahasiswi S2 Pascasarjana Pengelolaan DAS IPB serta Tim Riset dan Diskusi Adidaya Initiative. Dapat ditemui di instagram dengan nama pengguna @fikryai

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *