Pembunuhan Samuel Paty: Kebebasan Berekspresi versus Fundamentalisme Islam di Prancis

0

Komunitas muslim yang juga mengutuk aksi kekerasan terhadap Samuel Paty. Foto: Wikimedia Commons

Pada tanggal 16 Oktober 2020, seorang guru bernama Samuel Paty dibunuh oleh seorang imigran Chechnya yang berumur sekitar 18 tahun bernama Abdullakh Anzorov. Paty dibunuh karena ia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad yang dipublikasikan oleh majalah Charlie Hebdo ketika sedang mengajar tentang kebebasan berekspresi. Namun sebelumnya, Paty telah mengizinkan muridnya untuk memalingkan pandangan apabila dirasa tidak nyaman dengan diskusi yang menggunakan karikatur Nabi Muhammad. Menanggapi kasus ini Presiden Emanuel Macron menyebut pembunuhan Paty sebagai pembunuhan dan serangan teroris Islam (Beswick, 2020). Pembunuhan Paty kemudian mendorong demonstrasi di berbagai kota di penjuru Prancis seperti Paris, Lyon, Toulouse, Strasbourg, Nantes, Marseille, Lille, dan Bordeaux.

Saat ini, pasca pembunuhan Samuel Paty, posisi komunitas Islam di Prancis tengah terpojok. Terlebih setelah Macron mengeluarkan pernyataan bahwa pembunuhan tersebut merupakan serangan teroris Islam. Macron mengumumkan serangkaian tindakan anti-Islam termasuk langkah-langkah bersama melawan struktur, asosiasi dan orang-orang yang dekat dengan kelompok radikal yang menyebarkan kebencian dan dapat mendorong serangan (Henley, 2020). Selain Macron, Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer dan delegasi Menteri Kewarganegaraan Marlène Schiappa mengatakan bahwa mereka akan mewakili pemerintah “untuk mendukung para guru, sekularisme, kebebasan berekspresi dan melawan Islamisme,” (Beswick, 2020).

Secara langsung kasus pembunuhan Paty membuat paham anti-Islam semakin populer di Prancis. Sejak pembunuhan Paty, sentimen anti-Islam sendiri sebenarnya sedang mengalami peningkatan popularitas di Prancis selama hampir satu dekade terakhir. Hal ini terlihat dari masuknya Marine Le Pen ke putaran final pemilu Prancis tahun 2017. Marine Le Pen merupakan politikus partai Rassemblement National (dulu National Front) yang terkenal anti Islam. Pada pemilu tahun 2017 Le Pen menjanjikan untuk mengutamakan Prancis dengan membebaskannya dari “tirani” globalisasi, fundamentalisme Islam, dan Uni Eropa (Henley, 2017). Dengan janji kampanye yang salah satunya kontra terhadap Islam, Le Pen berhasil meraih 21,30 % suara yang mengantarkannya ke putaran final menghadapi Emanuel Macron (France 24, 2017). Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012 Le Pen mendapat 17,9 % suara (L’Express, 2012). Dukungan yang meningkat terhadap tokoh anti-Islam pada pemilu Tahun 2017 merupakan salah satu indikator yang menunjukkan bahwa Islamophobia mengalami peningkatan selama 1 dekade terakhir.

Prancis sendiri merupakan negara sekuler yang menjamin semua warga negara terlepas dari asal usul, ras, atau agama mereka untuk diperlakukan sederajat di hadapan hukum serta menghormati semua keyakinan agama berdasarkan Konstitusi 1958. Prancis tidak mendukung satu agama apapun dan menjamin hidup berdampingan secara damai sehubungan dengan hukum dan prinsip Republik (Ministère de l’Europe et des Affaires étrangères). Dengan sekularisme, ekspresi Islam–apalagi yang fundamentalis–tidak diperkenankan di tempat publik, salah satunya sekolah tempat Paty mengajar. Dengan ini, posisi kebebasan berpendapat berada di atas keyakinan terhadap suatu kepercayaan. Dengan alasan tersebut hingga saat ini Charlie Hebdo masih beberapa kali membuat karikatur Nabi Muhammad yang bernuansa melecehkan. Selain itu, Charlie Hebdo juga sering membuat karikatur tentang agama lain seperti Kristen maupun Yahudi. Berdasarkan norma sekuler Prancis, penggunaan karikatur Nabi Muhammad dalam diskusi yang dilakukan Paty bersama muridnya bukanlah merupakan hal yang bertentangan dengan norma Prancis. Terlebih Paty telah mengizinkan muridnya yang merasa tersinggung untuk memalingkan pandangan dari karikatur sebagai bentuk penghormatan Paty terhadap muridnya yang beragama Islam.

Dari sisi yang lain, orang tua dari siswa Muslim telah beberapa kali melayangkan protes terhadap sekolah karena menggunakan karikatur Muhammad sebagai bahan ajar. Hal ini karena bagi kebanyakan Muslim itu adalah larangan mutlak bahwa Muhammad atau nabi Islam lainnya, tidak boleh digambarkan dengan cara apapun. Lebih jauh lagi, beberapa kelompok Islam beranggapan bahwa gambar dan patung mendorong penyembahan berhala (Mc Mannus, 2015).

Perbedaan Paham antara Prancis dengan Imigran Muslim

Salah satu tujuan favorit bagi para imigran adalah Prancis yang merupakan salah satu negara dengan pemberi suaka terbesar di Eropa. Pada 2019, total 154.620 orang telah terdaftar sebagai pencari suaka oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis (Assylumineurope, 2020). Masyarakat Muslim dari Timur Tengah, Afrika, maupun bekas Soviet datang ke Prancis dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang lebih baik karena kondisi negara mereka yang tidak stabil atau represif. Hal ini menyebabkan terbawanya nilai atau paham Islam tertentu yang belum tentu cocok dengan nilai-nilai Barat.

Salah satu paham tersebut adalah paham Wahhabi yang dikenal sebagai paham yang keras terhadap paham lain. Secara singkat tentang Wahhabisme, menurut Bowers, Akhmadov, & Derrick (2004) paham ini dinamai berdasarkan pendirinya Al-Wahhab, gerakan Wahhab muncul pada abad-18. Wahhab mengklaim bahwa Islam telah terdistorsi dan meminta pengikutnya untuk memurnikannya dan kembali ke Islam yang fundamental. Chechnya sendiri merupakan wilayah yang banyak penduduknya adalah kaum Wahhabi.

Wahhabi cukup sulit untuk diterima di dunia Barat termasuk juga Prancis dengan nilai-nilai sekuler dan liberal yang menjamin kebebasan berekspresi dan melarang identitas agama di ruang publik. Begitu juga dengan Wahhabi yang tidak bisa menerima nilai-nilai liberal maupun sekularisme yang ada di Prancis. Hal tersebut yang terlihat pada kasus pembunuhan Paty, sebab penggunaan karikatur Nabi Muhammad barang kali hal yang tidak bisa ditoleransi bagi Wahhabi, sehingga bagi Abdullakh Anzorov membenarkan tindakan pembunuhan yang selanjutnya dilakukan terhadap Paty. Di sisi lain, bagi masyarakat Prancis tindakan Anzorov merupakan hal yang dianggap mengancam kebebasan berpendapat.

Kehadiran Islam Moderat

Walaupun pelaku pembunuhan Samuel Paty merupakan Muslim, namun tidak semua Muslim yang tinggal di Prancis merupakan Wahhabi yang mengancam nilai-nilai Prancis. Salah satunya adalah Kamel Kabtane yang merupakan Rektor Masjid Lyon turut mengutuk tindakan pembunuhan yang dilakukan terhadap Paty. Dalam wawancara yang dilakukan oleh AFP, Kabtane mengatakan bahwa Paty memiliki hak untuk meningkatkan intelektual tentang toleransi dan kebebasan berpendapat (Mollaret, 2020). Dari poin tersebut kita dapat mengetahui bahwa terdapat kelompok Muslim yang bisa menerima nilai-nilai Prancis salah satunya adalah kebebasan berekspresi. Kelompok Muslim Moderat dan toleran seperti Kabtane “menyelamatkan” Muslim di Prancis sehingga saat ini masih bisa diterima oleh masyarakat Prancis. Namun, apabila kedepannya aksi kekerasan yang dilakukan oleh Muslim radikal terus berlanjut bahkan meningkat, barang kali kelompok kanan seperti Marine Le Pen akan semakin populer dan kedepannya kelompok Muslim juga semakin terpojok di Prancis termasuk juga yang moderat dan toleran.

Referensi

AFP. (2017). French Presidential Election 2017. France 24. https://graphics.france24.com/results-first-round-french-presidential-election-2017/

AIDA & ECRE. (2020). Discrepancies in Statistics. Assylumineurope. https://www.asylumineurope.org/reports/country/france/statistics

Beswick, Emma. (2020, 19 Oktober). Demonstrations throughout France in Tribute to Beheaded teacher. Euronews.  https://www.euronews.com/2020/10/16/man-decapitated-near-paris-police-confirm-to-euronews.

Bowers, Stephen R. dkk. (2004). Islam in Ingushetia and Chechnya. Liberty University. 29 (4). 395-407.

Henley, Jon. (2017, 5 Februari). Marine Le Pen Promises Liberation from The EU with France-First policies. The Guardian. https://www.theguardian.com/world/2017/feb/05/marine-le-pen-promises-liberation-from-the-eu-with-france-first-policies.

Henley, Jon. (2020, 19 Oktober). Samuel Paty Murder: French Police Raid Dozens of Islamist Groups. The Guardian. https://www.theguardian.com/world/2020/oct/19/samuel-paty-french-police-raid-dozens-of-islamist-groups.

L’Express. (2012). Résultats de l’élection présidentielle 2012. L’Express. https://www.lexpress.fr/actualite/politique/elections/presidentielle-2012/resultats-elections/france.html.

Mc Manus, John. (2015, 15 Januari). Have pictures of Muhammad always been forbidden?. BBC. https://www.bbc.com/news/magazine-30814555  

Ministère de l’Europe et des Affaires étrangères. (n.d.) Secularism and Religious Freedom. France Diplomacy. https://www.diplomatie.gouv.fr/en/coming-to-france/france-facts/secularism-and-religious-freedom-in-france/article/secularism-and-religious-freedom-in-france

Mollaret, Orriane. (2020, 18 Oktober). Samuel Paty : L’auteur des faits est un illuminé” estime le recteur de la mosquée de Lyon. Lyon Capitale. https://www.lyoncapitale.fr/actualite/samuel-paty-l-auteur-des-faits-est-un-illumine-estime-le-recteur-de-la-mosquee-de-lyon/.

Lucky Kardanardi merupakan Lulusan Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta tahun 2020 yang memiliki ketertarikan terhadap Eropa dan Prancis. Dapat ditemukan di sosial media dengan nama pengguna @four_kardanardi

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *