Tuduhan Dicabut, Lula da Silva Berpotensi Maju 2022

0

Ilustrasi mantan Presiden Brazil Lula da Silva. Foto: Reuters

Mantan presiden Brazil, Lula da Silva telah diberi lampu hijau untuk melanjutkan kegiatan politik setelah hakim agung di Brazil mencabut tuduhan kriminalnya. 

Hakim Edson Fachin menetapkan bahwa pengadilan di selatan Kota Curitiba tidak memiliki wewenang mengadili Lula dalam tuduhan korupsinya. Lula harus diadili ulang di pengadilan ibu kota Brazil, yakni Pengadilan Brasilia.

Pencabutan tuduhan kriminal ini dinyatakan Lula sebagai bukti inkompetensi Pengadilan Curitiba dan menyatakan bahwa keadilan telah menang.

Keputusan ini tidak menyatakan bahwa Lula sepenuhnya tidak bersalah, keputusan ini hanya mencabut hukuman Lula yang sekarang. Mantan Presiden Brazil tersebut masih tetap harus menjalani proses peradilan ulang nanti.

Putusan ini menjadi ancaman bagi Presiden Brazil inkumben, Jair Bolsonaro, yang menargetkan untuk menang pada pemilu tahun 2022 nanti.

Bolsonaro menyatakan bahwa ia berharap keputusan tersebut dapat dibatalkan dan ia menuduh Edson Fachin bersekongkol dengan Lula dikarenakan kedekatannya dengan partai politik Lula.

Keputusan Edson Fachin sendiri masih akan ditinjau lebih dalam lagi oleh 11 hakim agung. Karena 7 dari 11 hakim agung tersebut memiliki haluan politik yang sama seperti hakim Edson Fachin, besar kemungkinan bahwa setelah dilakukan tinjauan hasil keputusan ini tidak berubah.

Masalah Lula dapat maju di pemilu 2022 menjadi sangat penting mengingat masa pemerintahan Bolsonaro diwarnai banyaknya kritik dan kekacauan.

Salah satunya adalah kealpaan pemerintahan Bolsonaro dalam penanganan pandemi COVID-19. Total kasus COVID-19 pada masa pemerintahan Bolsonaro telah mencapai 11 juta kasus dan korban jiwa telah mencapai 265.000 kematian. Hal ini belum lagi ditambah dengan ucapan dan tindakan Bolsonaro dan pemerintahannya yang menyepelekan pandemi COVID-19.

Walau Bolsonaro banyak mendapat kecaman, namun nyatanya ia masih memiliki banyak pendukung, terutama dari basis pendukung konservatif dan sayap kanannya.

Lula da Silva sendiri memiliki kontingen pendukung yang cukup banyak dari sayap kiri. Pendukung mantan presiden tersebut umumnya adalah rakyat miskin Brazil yang masih menaruh kepercayaan pada Lula walau ia dituduh melakukan korupsi pada 2017 silam.

Dilansir dari survei yang dilakukan perusahaan Ipec, yang diterbitkan di koran O Estado de S. Paulo, 50 persen dari 2002 orang yang disurvei menyatakan bahwa mereka mau memilih Lula, sedangkan Bolsonaro hanya mendapat 38 persen suara. Selain itu, 56 persen orang juga menolak memilih Bolsonaro dalam kondisi apapun, sementara 44 persen orang menolak memilih Lula dalam kondisi apapun.

Kedua tokoh yang diprediksi maju dalam pemilu 2022 ini dinilai menciptakan polarisasi dalam pilihan masyarakat dalam Pemilu berikutnya.

Lula da Silva dapat berbahagia melihat dicabutnya tuduhan, akan tetapi ini bukanlah akhir perjuangannya legalnya. Peradilan ulang akan dilaksanakan untuk menentukan status politik dan pidana Lula, walau tanggal peradilan ulang tersebut masih belum ditentukan.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *